Luar biasa, kedigdayaan Jokowi jelas Pilpres 2019 dinilai semakin tangguh. Bahkan berdasar survei yang dilakukan tiga lembaga survei baru-baru ini, Jokowi-Ma'ruf mencatatkan keunggulan yang signifikan.
Seperti yang dilansir detik dotcom (4/9), berikut data detail hasil survei 3 lembaga yang memaparkan keunggulan Jokowi-Ma'ruf:
Begini persentase adu kekuatan Jokowi-Ma'ruf versus Prabowo-Sandiaga dalam 3 survei:
LSI Denny JA
Periode: 12-19 Agustus 2018
Metode: wawancara tatap muka dengan multistage random sampling
Responden: 1.200 orang
Hasil:
Jokowi-Ma'ruf: 52,2%
Prabowo-Sandi: 29,5 %
Rahasia/belum menentukan: 18,3%
Alvara
Periode: 12-18 Agustus 2018
Metode: multistage random sampling
Responden: 1.500 orang berusia 17 tahun ke atas
Margin of error: 2,53%
Hasil:
Jokowi-Ma'ruf: 53,5 persen
Prabowo-Sandi: 35,2 persen
Belum menentukan: 11,2 persen
Y-Publica
Periode: 13-23 Agustus 2018
Metode: multistage random sampling
Responden: 1.200 orang di 34 provinsi
Margin of error: 2,98
Hasil:
Jokowi-Ma'ruf: 52,7%
Prabowo-Sandi: 28,6%
Belum menentukan/tidak menjawab: 18,7%
Pertanda apakah itu? Boleh jadi jika Pilpres dilaksanakan sekarang Jokowi akan menang telak. Namun sayangnya Pilpres masih 2019 mendatang. Sementara itu ada kondisi yang bertolak belakang. Seperti yang diberitakan detik dotcom (4/9) juga, sejak beberapa hari ini nilai dolar mengamuk. Sampai-sampai Prabowo berpesan agar semua pihak tidak saling menyalahkan.
"Harapan Pak Prabowo tentu tidak saling menyalahkan tapi ini sebuah hal yang sudah diprediksi empat tahun. 2014 yang lalu oleh beliau," kata Sandiaga di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Selasa (4/9/2018).
Nah… kira-kira mana yang lebih kuat berpengaruh pada masyarakat? Apakah hasil polling 3 lembaga survei ataukah kenyataan ekonomi Indonesia terancam karena nilai tukar dolar yang mengamuk terhadap rupiah?
Silahkan ungkapkan pendapat-pendapat teman-teman UC-er di sini.
Baca Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar